Saturday, 24 May 2014

One Village One Product (OVOP)

Istilah OVOP (One Village One Product) mulai dikenal masyarakat Jepang sejak tahun 1980 yang dipopulerkan oleh Prof. Morihiko Hiramatsu. OVOP sendiri merupakan sebuah konsep yang memprogramkan suatu daerah untuk menciptakan satu produk yang memiliki keunikan tersendiri sehingga bisa dikembangkan menjadi peluang usaha yang memberikan pendapatan cukup besar bagi daerah tersebut. Mengapa bisa meningkatkan pendapatan daerah? Sebab dengan konsep OVOP, produk yang diciptakan suatu daerah memiliki nilai lebih dan layak jual di pasar internasional.
Keberhasilan Jepang dalam menjalankan program OVOP ternyata mulai diikuti oleh beberapa negara di ASEAN (seperti Malaysia, Philipina, Kamboja, Vietnam, Thailand, termasuk juga Indonesia), Afrika (meliputi Mozambiq, Tunisia, Malawi, Madagaskar, Liberia, Kenya, Ethiopia, Ghana, Kingdom of Leshoto), Eropa Timur dan Amerika (Costarica, Ekuador, Mexico, Bolivia, Chile, Elsavador, Columbia, Peru, Paraguay,
Argentina, Venezuela, dan Brazil). Biasanya produk yang diangkat adalah produk dengan keunikan yang tidak dimiliki daerah lain, bahkan tidak jarang produk tersebut menjadi ikon atau lambang dari suatu daerah yang mewakili kultur budaya, lingkungan, bahan baku, serta pengerjaan, dan proses produksinya. Hal ini tentunya mendatangkan daya tarik tersendiri bagi para calon konsumen di setiap negara, sehingga tidak heran bila melalui program OVOP kini banyak daerah sentra UKM yang menjadi tujuan wisata bagi wisatawan domestik maupun turis asing.
Di Indonesia sendiri, program OVOP biasanya dijalankan oleh para pelaku UKM yang menjalin kerjasama dengan perusahaan BUMN dan mendapatkan binaan langsung dari pemerintah setempat. Hal ini berkaitan dengan potensi produk yang dihasilkan, sebab produk tersebut memiliki sebuah keunikan yang mewakili identitas dari suatu daerah. Dengan keunggulan tersebut, tidaklah heran bila pemerintah memberikan dukungan penuh bagi daerah-daerah yang mengembangkan program OVOP.
Saat ini beberapa daerah di Indonesia yang mulai melaksanakan program OVOP antara lain Pontianak dengan keunggulan produk aneka olahan lidah buaya, Kota Batu Malang dengan produk olahan apelnya, daerah Ciwidey Bandung dengan produk olahan stroberi, daerah Cepogo Boyolali yang unggul dengan kerajinan tembaganya, daerah Kasongan, Bantul yang terkenal dengan kerajinan gerabahnya, serta masih banyak lagi daerah lainnya yang menjadi sentra UKM dan menghasilkan produk unik lain dengan ciri khas daerahnya masing-masing.
Jika kita mau berusaha, sebenarnya ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk memajukan UKM Indonesia. Tingkatkan kualitas UKM melalui program OVOP dan ciptakan peluang baru bagi masyarakat di sekitar daerah Anda. Semoga dengan program tersebut, kedepannya UKM Indonesia bisa lebih berkembang dan memiliki daya saing yang kuat di pasar mancanegara. Maju terus UKM Indonesia dan salam sukses.