Istilah
OVOP (One Village One Product) mulai dikenal masyarakat Jepang sejak
tahun 1980 yang dipopulerkan oleh Prof. Morihiko Hiramatsu. OVOP sendiri
merupakan sebuah konsep yang memprogramkan suatu daerah untuk menciptakan satu
produk yang memiliki keunikan tersendiri sehingga bisa dikembangkan menjadi peluang usaha yang memberikan pendapatan cukup
besar bagi daerah tersebut. Mengapa bisa meningkatkan pendapatan daerah? Sebab
dengan konsep OVOP, produk yang diciptakan suatu daerah memiliki nilai lebih
dan layak jual di pasar internasional.
Keberhasilan Jepang dalam menjalankan program OVOP ternyata mulai diikuti oleh beberapa negara di ASEAN (seperti Malaysia, Philipina, Kamboja, Vietnam, Thailand, termasuk juga Indonesia), Afrika (meliputi Mozambiq, Tunisia, Malawi, Madagaskar, Liberia, Kenya, Ethiopia, Ghana, Kingdom of Leshoto), Eropa Timur dan Amerika (Costarica, Ekuador, Mexico, Bolivia, Chile, Elsavador, Columbia, Peru, Paraguay,
Keberhasilan Jepang dalam menjalankan program OVOP ternyata mulai diikuti oleh beberapa negara di ASEAN (seperti Malaysia, Philipina, Kamboja, Vietnam, Thailand, termasuk juga Indonesia), Afrika (meliputi Mozambiq, Tunisia, Malawi, Madagaskar, Liberia, Kenya, Ethiopia, Ghana, Kingdom of Leshoto), Eropa Timur dan Amerika (Costarica, Ekuador, Mexico, Bolivia, Chile, Elsavador, Columbia, Peru, Paraguay,
Argentina, Venezuela, dan Brazil). Biasanya produk yang
diangkat adalah produk dengan keunikan yang tidak dimiliki daerah lain, bahkan
tidak jarang produk tersebut menjadi ikon atau lambang dari suatu daerah yang
mewakili kultur budaya, lingkungan, bahan baku, serta pengerjaan, dan proses
produksinya. Hal ini tentunya mendatangkan daya tarik tersendiri bagi para
calon konsumen di setiap negara, sehingga tidak heran bila melalui program OVOP
kini banyak daerah sentra UKM yang menjadi tujuan wisata bagi wisatawan domestik maupun
turis asing.
Di Indonesia sendiri, program
OVOP biasanya dijalankan oleh para pelaku UKM yang menjalin kerjasama dengan
perusahaan BUMN dan mendapatkan binaan langsung dari pemerintah setempat. Hal
ini berkaitan dengan potensi produk yang dihasilkan, sebab produk tersebut
memiliki sebuah keunikan yang mewakili identitas dari suatu daerah. Dengan
keunggulan tersebut, tidaklah heran bila pemerintah memberikan dukungan penuh
bagi daerah-daerah yang mengembangkan program OVOP.
Saat ini beberapa daerah di
Indonesia yang mulai melaksanakan program OVOP antara lain Pontianak dengan
keunggulan produk aneka olahan lidah buaya, Kota Batu Malang dengan produk
olahan apelnya, daerah Ciwidey Bandung dengan produk olahan stroberi, daerah
Cepogo Boyolali yang unggul dengan kerajinan
tembaganya, daerah Kasongan, Bantul yang terkenal dengan kerajinan
gerabahnya, serta masih banyak lagi daerah lainnya yang menjadi sentra UKM dan
menghasilkan produk unik lain dengan ciri khas daerahnya masing-masing.
Jika kita mau berusaha,
sebenarnya ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk memajukan UKM
Indonesia. Tingkatkan kualitas UKM melalui program OVOP
dan ciptakan peluang baru bagi masyarakat di sekitar daerah Anda.
Semoga dengan program tersebut, kedepannya UKM Indonesia bisa lebih berkembang
dan memiliki daya saing yang kuat di pasar mancanegara. Maju terus UKM
Indonesia dan salam sukses.